Sabtu, April 27, 2024
BerandaPariwisataSeorang Budayawan di Mojokerto Mendapat Rekor Dunia dari MURI dan LEPRID, Kenapa?

Seorang Budayawan di Mojokerto Mendapat Rekor Dunia dari MURI dan LEPRID, Kenapa?

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Seorang pengusaha yang juga disebut tokoh budaya di Kabupaten Mojokerto mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dan Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) setelah menggelar pagelaran wayang kulit selama 7 malam secara virtual ditengah Pandemi COVID-19.

Ia adalah Haji Sulthon atau yang lebih akrab di panggil Gus Thon. Pria yang disebut seorang tokoh yang memiliki kepedulian terhadap seni budaya Jawa wayang kulit itu mendapatkan anugrah dari MURI dan LEPRID setelah menggelar pagelaran wayang kulit secara virtual selama 7 malam yang di mulai dari tanggal 19 hingga 25 Agustus 2020 di Gedung Yayasan Ngesti Gondo komplek Pesarean Eyang Djugo, Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur.

Pria yang mempunyai 3 orang istri itu menerima anugrah rekor Dunia dari MURI pada Sabtu (19/9) siang di sebuah Vila yang berada di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas, Mojokerto. Pada kesempatan itu Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin datang langsung dari Jakarta mendampingi Gus Thon untuk menerima penghargaan rekor Dunia dari MURI.

Senior Manager MURI, Sri Widayati, menjelaskan, rekor Dunia dari MURI ini diberikan kepada Haji Sulthon setelah menggelar pagelaran wayang secara virtual selama 7 malam.

“Pagelaran wayang secara virtual ini resmi tercatat di MURI sebagai rekor dunia, karena wayang adalah budaya tradisional kita yang memang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya. Jadi bapak Jaya Suprana mengukuhkan sebagai rekor dunia kepada Gus Sulthon,” kata Sri Widayati kepada wartawan, Sabtu (19/9/2020).

Sri Widayati menyebut, rekor yang diterima Gus Sulton ini adalah rekor terbaru, meskipun sebelumnya ada rekor pagelaran wayang kulit yang digelar secara virtual selama satu malam.

“Ini rekor baru, sebelumnya pagelaran wayang secara virtual ada, tetapi hanya semalam. Namun yang dilakukan oleh Gus Sulthon ini selama 7 malam berturut-turut dan ini luar biasa belum ada yang melakukan,” tegasnya.

Sementara Gus Sulthon menjelaskan, tujuan menggelar pagelaran wayang kulit selama 7 malam itu untuk melestarikan budaya dengan wayang. Selain itu dengan cinta kepada negara kita niatkan untuk memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-75.

“Yang mendorong awalnya karena teman-teman seniman mengeluh tidak ada pemasukan dan banyak barang-barang terjual untuk biaya hidup selama pandemi,” terangnya.

“Lakonnya Wahyu Rizky Lumintu selama 7 malam, harapannya saya pribadi sekeluarga dan masyarakat umumnya supaya mendapat rejeki yang terus menerus,” tegas Gus Sulthon.

Tak hanya memperoleh rekor MURI, Gus Thon mengaku pagelaran wayang kulit selama 7 malam secara virtual itu juga diberi rekor dari LEPRID.

“Waktu itu saya dihubungi oleh Pak Paulus Pangka kegiatan saya diamati. Yang diapresiasi dari Pak Paulus Pangka niat wayangan selama 7 malam ini dalam niat memperingati Dirgahayu Republik Indonesia. Bunyi rekornya Mahakarya Pagelaran Wayang Kulit Virtual. Nanti malam jam 21.30 Pak Paulus Pangka akan hadir di sini,” tandasnya.(den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments