Jumat, April 19, 2024
BerandaIndexSeni & BudayaRuwat Sukerto Digelar di Pendopo Agung Guna Membuang Sial

Ruwat Sukerto Digelar di Pendopo Agung Guna Membuang Sial

MOJOKERTO, Xtimenews.com – Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Mojokerto kembali menggelar Ruwat Sukerto. Ruwat yang digelar di Pendopo Agung, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto ini bertujuan untuk membuang sial.

Ratusan peserta ruwat dari berbagai daerah khusus datang untuk mengikuti Ruwat Sukerto yang rutin digelar Disporabudpar Kabupaten Mojokerto di bulan Suro. Sebelum prosesi ruwat, sebelumnya dilakukan undu-undu petirtaan. Yakni mengambil air dari tujuh mata air.

Tujuh mata air tersebut diambil dari tujuh sumber pertirtaan yang ada di Trowulan. Setelah itu, ketujuh sumber pertirtan tersebut digunakan untuk ruwatan dengan peserta masyarakat baik yang ada di Mojokerto dan sekitarnya.

Tokoh adat setempat memimpin proses ruwatan mulai dari penyiraman air dari tujuh sumber pertirtan yang sudah dicampur dengan kembang setaman dan dicampur minyak serta doa. Air tersebut disiramkan ke kepala dan kaki peserta ruwat dengan diiringi doa-doa.

Usai disiram dengan air dari tujuh sumber petirtaan dan kembang setaman sebanyak tiga gayung, rambut para peserta dipotong sebagai simbol membuang sial. Kemudian tangan para peserta diberi tali dan diikatkan sebagai simbol memperkuat tekad untuk meraih keinginan.

Para peserta sendiri menggunakan kain mori warna hitam yang dilingkarkan pada tubuh, nantinya kain dan pakaian serta rambut yang sudah dipotong setelah diruwat akan dilarung bersama kain, pakaian dan rambut para peserta ruwat lainnya.

Tokoh ada setempat, Ki Wiro Kadek Wongso Jumeno mengatakan, Ruwatan Sukerto adalah salah satunya bermanfaat untuk diri sendiri, untuk menghilangkan semua bala, musibah, maupun rezeki yang belum didapat. “Baik oleh kelalean kita, dari kotoran batin dan jasad kita. Kita lepaskan agar rezeki bisa masuk ke dalam diri kita,” ungkapnya, Minggu (8/9/2019).

Masih kata Pengasuh Paguyuban Pondok Tlasih 87 ini,

Ruwatan Sukerto memiliki tiga unsur manfaatnya yakni menghilangkan energi negatif dari diri kita sendiri maupun dalam diri sendiri yang dari orang lain atau alam, menghilangkan bala yang ada di sekitar kampung atau negara dan berdoa agar negara Indonesia tidak ada gejolak apapun. Karena manfaat ruwat adalah doa-doa.

“Ruwat itu adalah penyucian atau pembersihan diri. Masyarakat ingin ikut, persiapan hanya kain mori karena ruwat massal semua biaya ditanggung pemkab sehingga gratis. Untuk siraman sendiri kenapa tiga gayung karena ada artinya. Satu, melepaskan semua kotoran di dalam diri manusia,” katanya.

Kedua, menghilangkan energi-energi negatif yang ada dari jiwa manusia dan ketiga menghilangkan energi-energi negatif yang dimasukan orang yang tidak bertanggungjawab. Setelah prosesi ruwat ditutup dengan doa penutup yang ditujukan  kepada sang Pencipta.

“Dengan tujuan peserta, pelaksana maupun masyarakat yang tidak ikut bisa mendapatkan berkah dan semua urusan dimudahkan Allah SWT. Derajat pangkat gampang tercapai dengan keharuman budi pekerti kita dan keharuman jiwa raga kita, Allah SWT akan menjabai doa-doa kita ini,” pungkasnya.

Setelah proses ruwat selesai dilakukan dan doa dipanjatkan, masyarakat sekitar langsung berebut berupa peralatan masak yang sudah disediakan. Tak hanya itu, enam buah tumpeng berbagai warna dengan lauk pauknya menjadi rebutan masyarakat yang sudah menunggu.(den/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments