Jumat, April 19, 2024
BerandaIndexSeni & BudayaBripka Agus Budiono, Polisi Guru Jaranan di Kediri

Bripka Agus Budiono, Polisi Guru Jaranan di Kediri

Xtimenews.com.- Suasana gembira nampak di Kampung kongan pujasera rumah lanjut usia (Lansia) di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Terlihat para orangtua yang sudah lanjut usia mengikuti dengan senang seluruh kegiatan peringatan hari Lansia sedunia yang jatuh pada 29 Mei.

Acara ini diselenggarakan oleh komunitas Sanggar Bocah Dolanan Rumah Anak Semua Bangsa dan Gus Durian Kediri.

Di antara para warga yang datang itu ada sosok yang menarik mata. Berseragam polisi namun berblangkon di kepala. Blangkon warna hitam, Dia Bripka Agus Budiono salah seorang anggota Polsek Mojo Polresta Kediri, Bripka Agus “ Kang Dalang “ sebutan akrabnya memang dikenal selain sebagai anggota polisi, ia aktif dalam kegiatan sosial masyarakat seperti menjadi dalang barongan.

“Ini blangkon memang ciri khas saya. Ke polda pun saya kenakan ini,” ujar polisi berpangkat brigadir kepala (bripka) ini.

Nama lengkap polisi itu adalah Agus Budiono. Sehari-hari dia bertugas sebagai bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas).

Meskipun panggilannya Kang Dalang, Bripka Agus justru lebih lekat dengan dunia jaranan. Dia adalah ketua pengurus organisasi jaranan se-Kabupaten Kediri. Darah jaranan dia warisi dari sang kakek dan sang ayah.

“Kakek saya dulunya sesepuh (jaranan). Kalau bapak juga sebagai niyaga (pemain, Red) gamelan,” kenangnya.

Agus mulai belajar jaranan sejak umur 18. Saat itu masih pelajar sekolah teknologi menengah (STM) jurusan otomotif. Menariknya, pelatihnya justru sang adik yang masih kelas 4 SD. Kebetulan yang lebih dulu mengenal jaranan adalah adiknya itu.

Agus juga salah satu pelatih dalam tari kolosal Seribu Barong yang dipentaskan setiap hari jadi Kabupaten Kediri. Dua kali dia berperan sebagai pelatih tari yang berlangsung di kawasan SLG tersebut. “Tahun ini ada pandemi Covid-19, acara itu ditiadakan. Padahal tari Seribu Barong paling ditunggu-tunggu pecinta barongan,” terang bapak dua anak ini.

Ada satu harapan yang menyembul di hatinya, agar anak muda tak melupakan jati diri bangsa dengan memelajari seni dan budaya tradisional. “Sekarang itu masih banyak yang bilang kalau budaya itu klenik dan katrok, padahal itu salah, Harus diluruskan….! budaya itu kaya akan nilai filsafat dan pelajaran hidup kita sehari-hari,” tandasnya menutup percakapan.(dn/gan)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments